Forbis.id – “Saya sudah bikin ratusan karya, mensutradai periklanan dan Film Jejak Langkah 2 Ulama yang Alhamdulillah diterima baik oleh masyarakat luas”. Ujar Pak Sigit awal-awal bertemu dengannya tahun 2018.
Sebagai Alumni Gontor antum belum sah jadi sutradara hebat kalau belum mensutradarai Film Trimurti Pendiri Gontor, tantangan ke Pak Sigit saat itu.
“Saya berani mensutradarai film apapun tapi untuk film Trimurti ini saya masih harus menguatkan bathin, Trimurti Gontor adalah maha guru, hati berkecamuk menggarap filmnya, membayangkan alur cerita dan golden scene nya sudah ada tapi masih takut salah, takut kualat, belum siap dihujat ribuan alumni Gontor dan khawatir jadi alumni yang tidak diberkahi Kiai Gontor,” begitu jawaban Pak Sigit atas tantangan itu.
Untuk meyakinkan bathin Pak Sigit, kami lalu menyodori naskah-naskah hasil riset Sejarah Trimurti Pendiri Gontor yang dikumpulkan tim Etifaq. Tim ini yang menyusun Buku Sejarah Trimurti dan berhasil terbit pada tahun 2016. Bahkan Pak Sigit pernah diundang jadi pembicara dalam sebuah acara Bedah Buku Trimurti di Pesantren Assalam, Mojokerto, Jawa Timur.
Kurang lebih 5 tahunan kami intens diskusi membedah naskah-naskah Sejarah Pondok Modern Gontor baik dalam bentuk manuskrip kuno, maupun manuskrip awal-awal Sejarah Gontor berdiri serta menggali nilai-nilai perjuangan warisan KH. Ahmad Sahal, KH. Zaenuddin Fananie dan KH. Imam Zarkasyi.
Diskusi produktif itu telah menghasilkan beberapa gambaran jika Trimurti akan difilmkan, momen-momen penting dan menarik yang dalam istilah Pak Sigit “Golden Scene”, perjalanan berdirinya Pondok Gontor telah kita rancang yang nantinya akan diangkat ke alur cerita film.
Kami juga telah melakukan pemanasan rencana pembuatan film Trimurti ini dengan meminta ijin kepada Pimpinan Pondok Modern Gontor untuk menggelar nonton bareng Film Jejak Langkah 2 Ulama di Kampus pusat PMDG, Ponorogo, Jatim.
Alhamdulillah nobar sukses dilaksanakan dengan seijin KH. Hasan Abdullah Sahal dilaksanakan dua hari jelang Sujud Syukur Peringatan 100 Tahun Gontor di kampus PMDG putra dan Kampus Gontor Putri 1 di Mantingan, Ngawi.
Silaturrahmi ke Pimpinan Gontor ini jadi momentum Pak Sigit curhat ke Kyai nya sekaligus menceritakan suka dukanya mensutradarai Film Jejak Langkah 2 Ulama dimana sebagai alumni Gontor harus menjadi penengah antara NU dan Muhammadiyah.
Sayangnya, Pak Sigit maupun saya yang sowan ke Kiai Hasan Abdullah Sahal saat itu belum berani mengungkapkan isi hati untuk ijin memfilmkan Trimurti sebagai kado indah 100 tahun Gontor sekaligus jadi legacy buat generasi selanjutnya.
Dalam kesempatan silaturrahmi ini Pak Sigit juga ketiban pulung. Ketua PP IKPM Ust Noor Sahid meminta beliau untuk aktif di Forum Pekerja Seni Alumni Gontor. Lewat sebuah kesepakatan para alumni yang aktif di bidang seni Pak Sigit akhirnya didapuk jadi Ketua Umum For Creator, sebuah forum resmi di bawah naungan PP IKPM yang berisi Kumpulan para pekerja seni alumni Gontor.
Dalam pandangan pribadi saya, Ada banyak sutradara film yang lebih terkenal dan punya nama dibanding Pak Sigit. Tapi rasanya susah memiliki sutradara berlatar belakang santri dan sudah terbukti bikin karya epik bergenre Sejarah tokoh ulama besar seindah film Jejak Langkah 2 Ulama.
Keindahan film Jejak Langkah 2 Ulama bisa dilihat dari dialog para aktor di film tersebut yang sangat fasih melafalkan Ayat-ayat Al-Qur’an. Kita sebagai santri terkadang risih nonton sebuah film bergenre religi yang aktornya tidak fasih dalam penyebutan istilah-istilah dalam Bahasa Arab.
Pak Sigit dalam hal ini sangat detail, latar belakangnya adalah sutradara yang santri yang menurut pengakuannya sangat bertanggung jawab atas kebenaran penyebutan lafadz dan istilahnya. Beliau sangat ketat meminta kepada para aktor agar belajar ngaji dulu sebelum meng aktori film bergenre Sejarah Tokoh Ulama besar.
Namun apa daya, Allah berkehendak lain. Pekan lalu kami masih roadshow bersama Pak Sigit ke Pesantren-pesantren Jatim sekaligus merencanakan gelaran kompetisi festival film karya santri bersama Panitia Peringatan 100 Tahun IKPM Gontor Wilayah Jatim.
Hari ini Allah SWT memanggil Pak Sigit dengan sangat mendadak. Kita sebagai alumni Gontor kehilangan dan bersedih atas kepergian beliau untuk selamanya. Selamat jalan Pak Sigit, terimakasih atas ilmunya selama ini, kami Ikhlas dan meyakini amal jariyah antum diterima di sisi Allah SWT. Cita-citamu Insya Allah akan kami lanjutkan…