Usaha-usaha kecil di Masa Pandemi dengan Laba Menggiurkan

Usaha-usaha kecil di Masa Pandemi dengan Laba Menggiurkan

FORBIS.ID– Dunia usaha mengalami tantangan berat sejak Covid-19 mewabah di dunia termasuk di Indonesia. Pandemi  telah memukul sektor ekonomi formal maupun informal. 

Menurut Kontan.co.id, 22 Januari 2021, sekitar setengah dari 3,3 miliar pekerja di dunia menghadapi resiko kekurangan uang dan kehilangan pekerjaan. Asian Development Bank (ADB) menyampaikan, ekonomi negara-negara berkembang di Asia diperkikaran akan mengalami kontraksi sampai 0,4 persen di tahun 2020. Angka ini mencerminkan betapa anjloknya pertumbuhan ekonomi yang pada 2019 mencapai 5,1 persen.    

Tapi Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, meminta masyarakat tidak menyerah. Ia optimis tetap masih ada peluang di tengah krisis.

“Pada masa pandemi ini bagaimana kita berinovasi secara cepat dan mampu untuk menjawab tantangan yang kita hadapi,” kata pria yang pernah tercatat dalam 122 orang terkaya Indonesia versi majalah Asia Globe pada 2007 ini.

Nah, berbicara soal peluang, berikut ini contoh usaha sederhana yang bisa dicoba di tengah pandemi. Meski tampak sederhana, pelaku usahanya mendapatkan keuntungan yang tak sedikit loh. 

iklan google

1. Kuliner

Namanya Reinal Setiawan. Ia mahasiswa jurusan perhotelan asal Jakarta. 

Akibat pandemi, bisnis orang tua Reinal jatuh. Reinal pun berpikir untuk mencari uang saku secara mandiri tanpa menyusahkan orang tua. 

Dengan modal ilmu dari kampusnya, ia membuka bisnis brownies cheesecake secara daring. Harganya berkisar antara Rp 75.000 hingga Rp 85.000. 

Setiap menerima pesanan, ia membuat kuenya pada hari H. Walhasil, Reinal dapat meraih keuntungan Rp 10 juta tiap bulan.

Selain Reinal, ada juga Nelam Sari Tanjung. Kompas.com melaporkan, Sari merupakan pebisnis kuliner khas Medan yang baru memulai berdagang pada 2019. Tapi pandemi Covid-19 memaksanya menutup lapaknya.

Meski demikian, wanita 31 tahun ini menolak menyerah. Ia tetap menjalankan bisnisnya dari rumah. 

Selain menjualnya secara daring, ia bermitra dengan GoFood dan GrabFood.  “Saat ini, omzet sehari bisa Rp 1,5 sampai Rp 2 Juta, kalau dulu hanya tembus di Rp 1 Juta,” katanya. 

2. Ikan cupang

Bisnis ikan cupang meledak di tengah pandemi. Pelaku usaha ikan cupang pun seperti mendapatkan durian runtuh.

Agus Torif Yusuf contohnya. Pelaku usaha ikan cupang sejak 2015 ini mengatakan, keuntungannya meroket justru ketika pandemi datang. Permintaan ikan cupang  datang dari dalam maupun luar negeri. 

“Biasanya kalau ke luar negeri itu, kami kerjasama dengan supplier paling banyak dari Abu Dhabi. Kalau ke Amerika Serikat, hanya ke para pelaku hobi,” katanya. 

Ia menghargai ikannya mulai Rp 3.000 – Rp 300.000 per ekor. Ada juga yang mencapai satu juta per ekor. Tergantung jenis dan persilangannya, katanya. Dan dalam sebulan saja, Agus dapat menjual 30 ribu ekor ikan cupang. 

Hal yang sama juga dialami oleh pebisnis ikan cupang lainnya, Nurhadi.  Seperti dikutip INews.id, Nurhadi mengatakan usaha ini tak begitu ribet dilakukan. 

Perawatan ikan cupang relatif mudah: cukup dengan rutin membersihkan air, memberi cukup makanan, diselingi makanan cacing sutra 2 hari sekali. Dengan usaha yang tampak sederhana ini, Nurhadi menerima laba Rp 20 juta sampai Rp 40 juta per bulan.

3. Aromaterapi

Sejak pagebluk menghantam Tanah Air, kebanyakan masyarakat bekerja dan belajar dari rumah. Namun seiring berjalannya waktu, beragam masalah timbul. Di antaranya, sebagian kondisi psikologis orang terganggu lantaran sejumlah faktor yang muncul selama berbulan-bulan di rumah.   

Oleh karena itu, tak sedikit orang menyikapi keadaan itu dengan aromatheraphy. Setidaknya, cara ini dapat membantu mereka menyikapi rasa jenuh dan terhindar dari depresi atau stres.  

Dalam situasi inilah, bisnis pengharum ruangan seperti difusser melejit. Pebisnis pengharum ruangan, Albertus Setyapranata, mengatakan, banyak orang mencari pengharum ruangan untuk menyegarkan rumah mereka agar tidak merasa bosan. “Sehingga, kami menerima banyak sekali pesanan saat pandemi ini. Penjualan lewat e-commerce mencapai peningkatan hingga 100 persen,” katanya seperti dilansir medcom.id.

Albertus menjual pengharum ruangan dari harga Rp 129.000 hingga Rp 789.000. Selain diffuser, Albertus juga menjual scented candle atau lilin aromaterapi dan hampers.

4. Tanaman Hias

Hobi menanam juga dapat memanen keuntungan rupiah. Di antaranya tanaman hias. Selama pandemi, permintaan tanaman hias bahkan meninggi. 

Asosiasi petani tanaman hias Banyuwangi mengatakan, penjualannya meningkat hingga 5 kali lipat dibanding sebelum pandemi. Banyak orang mulai memperhatikan rumah beserta pekarangannya selama bekerja dari rumah. 

Hal yang sama dialami Asosiasi Florikultura Poktan Alamanda Sukabumi. Ketua Asosiasi, Anas Anis, menyampaikan bisnis tanaman hias benar-benar menjanjikan di tengah pandemi. “Bahkan, ekspor produksi dari petani kecil meningkat 95 persen,” katanya seperti dikutip Gatra.com

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengungkapkan sejumlah pengusaha milenial berhasil meraih omzet dari Rp 80 juta hingga RP 400 juta dalam satu bulan dengan usaha tanaman hias. Dengan membuat bunga yang lebih variatif, kata dia, satu pot bisa dihargai hingga Rp 30 Juta. 

Nah, itulah sedikit contoh peluang bisnis di tengah krisis ekonomi yang melanda Indonesia di tengah pandemi. Apakah di antara lima usaha di atas menginspirasi Anda untuk tetap optimis?