FORBIS.ID– Saya mengunjungi kediaman Ustz Rafiah Rusyda di Solo enam tahun yang lalu. Hanya ada kegiatan produksi rumahan biasa.
Beberapa tumpukan barang di sudut kamar. Berserakan tidak tertata. Lazimnya industri rumahan. Tidak ada yang istimewa.
Yang menarik saya untuk mengunjunginya adalah dia memproduksi pembalut wanita. Bukan pembalut biasa yang banyak beredar di pasaran.
Tapi pembalut kain yang bisa dicuci ulang. Penasaran. Kok bisa? Selama ini yang terbayang adalah pembalut sekali pakai langsung buang. Pasti ini sebuah produk kreatif. Out of the Box.
Ide bisnisnya bermula dari keresahan Ibunya. Punya problem iritasi dan alergi dengan pembalut biasa yang selama ini dipakai.
Tidak mudah mencari solusi atas problem ini. Ada produk import yang bagus tapi harganya tidak bersahabat. Dari sinilah ide bisnisnya mulai berkembang.
Menciptakan sebuah produk lokal yang berkualitas. Pembalut Kain yang mempunyai berbagai kelebihan dibandingkan produk sekali pakai yang selama ini banyak beredar di pasaran.
Seringkali ide bisnis muncul dari sebuah problem. Sehingga sebuah produk atau jasa yang diciptakan merupakan solusi atas persoalan yang ada.
Semakin besar tingkat problem solver yang ditawarkan, maka semakin besar pula kekuatan produk tersebut untuk dibutuhkan pasar. Disinilah kejelian seorang pebisnis menangkap peluang yang ada.
Baca Juga: Yayan Suryana, Luqman Hakim, Irfan Fauzan adalah Tiga Santri Pelopor Herbal Chicken Resto
DIBALIK KESUKSESAN CV. YUSPIN
Dalam kesempatan perjalanan ke Solo, akhir desember 2022, saya menyempatkan diri untuk kembali bersilaturahim ke Ustz Rafiah Ruysda atau akrab dipanggil Fia.
Kebetulan ayahnya alumni gontor tahun 1983. Ust Nur Ali Yusfin. Nama CV Yuspin diambil dari nama ayahnya. Setelah enam tahun dari kunjungan pertama, saya mendapati sesuatu yang sangat berbeda dari webnya.
Saat ini sudah ada ruangan khusus produksi sebesar lapangan futsal. Mesin produksi berjejer rapi. Rak yang berisi produk siap kirim tersusun berdasarkan tanggal produksi dan kategori produk. Ada alur produksi lazimnya sebuah manufaktur.
Product development terus dilakukan. CV Yusfin memastikan produknya aman dan higienis karena murni 100% diproduksi dari bahan kain dijahit, tidak mengandung jel atau bahan kimia lain serta teruji bebas klorin sesuai uji SNI dari Balai Besar Depkes. Produk Yusfin juga memilki Sertifikat Anti Bakteria langsung dari Jerman.
Baca Juga: Semangat dan Spirit Pengusaha Muslimah di Forbis
Di bagian depan, ada kantor marketing. Desktop dan Laptop berjejer di beberapa meja, menandakan banyaknya aktivitas yang dikerjakan. Disinilah pengelolaan administrasi dan marketing serta finance perusahaan dikendalikan. Telihat bahwa bisnis ini dikelola oleh sebuah team yang terstruktur.
Performa penjualan mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Melalui sistem kemitraan, saat ini jumlah keagenan CV Yusfin sudah tersebar di lebih dari 18 Provinsi di Indonesia, dengan ribuan reseller. Product nya sudah menjangkau market yang lebih luas. Penjualan online nya bisa ditemui dalam berbagai platform market place serta kanal digital lainnya.
Saya berfikir, pasti ada sesuatu yang dilakukan oleh pemilik perusahaan, sehingga performa nya menjadi sangat bagus. Ternyata benar. Rafiah Rusyda sejak awal banyak mengikuti pelatihan, kajian serta workshop bisnis. Dari yang gratisan sampai yang berbayar.
Tak terhitung berapa banyak serial yang diikuti. “Saya mendapatkan banyak insight dari kajian dan diskusi bisnis, networking saya jadi semakin luas” tuturnya.
Tidak cukup hanya mengikuti kajian dan pelatihan bisnis, Rafiah Ruysda bahkan meng-hire konsultan, coach atau mentor untuk membimbing arah dan perkembangan usahanya.
Sejak 2016 sudah beberapa konsultan yang sengaja dibayar untuk project dalam kurun waktu tertentu. Ada yang durasi 3 bulan, 6 bulan atau 1 tahun. Semua itu tentu membutuhkan pengorbanan dan biaya.
Menemukan konsultan dan mentor yang tepat juga tidak mudah. Beberapa kali gonta ganti mentor. Bahkan ada yang tidak sesuai antara apa yang dijanjikan dengan apa yang dipraktekan. Tapi Fia tidak menyerah. Dia terus mencari dan mencoba.
Saat ini mendapatkan konsultan yang dirasa lebih pas. Team nya punya background praktisi bisnis. Dia membimbing dan mengarahkan seluruh proses bisnisnya.
Baca Juga: Etika Bisnis Anggota FORBIS
Dibedah, dianalisis dan dibuatkan pola, skema, flow, SOP, KPI dan berbagai instrument management lainnya berdasarkan pada kondisi real dan diarahkan menuju kondisi ideal.
Kenapa sih kok berani bayar mahal konsultan untuk membesarkan perusahaan? “Saya sedang membeli masa depan”.
Saya ingin bisnis ini berjalan dengan sistem dan management yang kuat, terstruktur dan terus progresif. Saya ingin pensiun muda, di usia 40 tahun saya sudah tidak terlibat dalam operasional bisnis. Maka, perlu akselerasi agar mimpi ini bisa terwujud.
Itulah kenapa CV Yuspin banyak berinvestasi dalam hal pengembangan sistem organisasi dan SDM atau istilahnya investasi leher ke atas. Dan hasilnya, sangat jelas terlihat perbedaan performa 6 tahun yang lalu dengan kondisi saat ini. Itulah sejatinya seorang pebisnis. Beda dengan Pedagang.