Kabar ~Anang Zamroni

Alumni Gontor 1992 Lengkapi Silaturahim dengan Silatul Afkar dan Silatul A’mal

Alumni Gontor 1992 Lengkapi Silaturahim dengan Silatul Afkar dan Silatul A’mal Tajammuk dan Sarasehan Lembaga Pendidikan Alumni Gontor 1992 di PM Darul Falah Cimenteng, Subang, Jawa Barat

FORBIS.ID– Suatu kali KH. Amal Fathullah Zarkasyi pernah menasehati agar para alumni tetap menjalin ukhuwah antar mereka dan mempererat tali persaudaraan tersebut dengan berbagai cara.

Namun tak sekedar berkumpul atau ber”tajammuk” yang kumpul sekedar kangen-kangenan, melepas rindu hingga makan-makan atau bahkan ngopi bercengkerama hingga larut malam bahkan sampai pagi menjelang. Tajammuk model begitu tetap ada guna meski kurang bermakna.

Senada dengan anjuran itu, minggu lalu, tepatnya tanggal 24 hingga 25 Mei 2025, kawan-kawan alumni 92 melakukan Tajammuk bersama dalam rangka Sarasehan Lembaga Pendidikan yang diinisasi oleh kawan marhalah H. Agus Maulana Hamid, yang hingga kini masih dipercaya untuk menahkodai kapal besar Forbis.

Foto bersama dengan Seluruh santri dan santriwati PM Darul Falah Cimenteng, dalam rangka Tajammuk dan Sarasehan Lembaga Pendidikan Alumni Gontor 1992 di PM Darul Falah Cimenteng, Subang, Jawa Barat
Foto bersama dengan Seluruh santri dan santriwati PM Darul Falah Cimenteng, dalam rangka Tajammuk dan Sarasehan Lembaga Pendidikan Alumni Gontor 1992 di PM Darul Falah Cimenteng, Subang, Jawa Barat

Bertempat di Pondok Modern Darul Falah, Cimenteng Subang Fokus utama pembahasan selama sarasehan berlangsung adalah tentang tiga materi pokok. Pertama, Membangun Kemandirian Ekonomi Pondok oleh KH Omi Qozimy. Kedua, Mempersiapkan Lulusan Pesantren untuk Studi ke Timur Tengah oleh KH. Ahmad Hafifi . Ketiga, Membangun Lembaga Ziswaf Pesantren oleh Yon Hendri.

Tajammuk dan Sarasehan Lembaga Pendidikan ini dihadiri oleh kawan-kawan alumni Country 92 dari berbagai wilayah dan dari berbagai lembaga pendidikan. Baik formal maupun non formal hingga para dosen yang mengajar di perguruan tinggi dalam negeri maupun di luar negeri. Beberapa kyai dari kawan-kawan Country juga turut serta dalam acara. Sebut saja KH. Mahfudz Mustia, dari Padang Panjang, KH. M. Bahin dari Sawangan Magelang dan KH. Yusfi Hadi dari Jember Jawa Timur.

Sabtu pagi hingga dhuhur kawan-kawan Country berdatangan dari berbagai penjuru. Lokasi PM DAFA Cimenteng berada dibalik bukit yang jauh dari perkotaan. Jalan berkelok dengan udara segar meski butuh waktu karena terjalnya medan. Namun semua terbayar oleh asri dan indah serta mewahnya bangunan PM DAFA yang dirintis oleh kawan Agus Maulana. Plus keramahan santri yang menyambut semua tamu yang datang.

Setelah shalat ashar dilangsungkan acara pembukaan sarasehan di masjid pondok yang megah dengan mengikut sertakan seluruh santri putra maupun putri. Seluruh petugas yang didaulat dalam acara adalah dari unsur santri.

Nampak sangat kontras pemandangan yang terlihat bahwa santri dibalik bukit yang jauh dari perkotaan mampu tampil dengan sedemikian smart, elegan dan sangat terpelajar.

Foto bersama di depan gedung Mekkah PM Darul Falah Cimenteng, dalam rangka Tajammuk dan Sarasehan Lembaga Pendidikan Alumni Gontor 1992 di PM Darul Falah Cimenteng, Subang, Jawa Barat
Foto bersama di depan gedung Mekkah PM Darul Falah Cimenteng, dalam rangka Tajammuk dan Sarasehan Lembaga Pendidikan Alumni Gontor 1992 di PM Darul Falah Cimenteng, Subang, Jawa Barat

Acara inti sarasehan dimulai selepas sholat isya, tepatnya setelah makan malam bersama. KH. Omi Qozimi menjadi pemateri tunggal malam itu yang berbicara panjang lebar tentang pengalamannya membangun kemandirian dan kedaulatan ekonomi pondok.

Pondok Darunnaim yang dipimpinnya adalah pondok dengan mengadopsi dan menduplikasi total keseluruhan sistem pondok modern Gontor. Diantara pondok alumni yang bertebar, Darunna’im bisa dikategorikan sebagai pondok dengan kekuatan dan kemandirian ekonomi yang luar biasa.

Sejak masa-masa awal merintis perekonomian pesantren Ky. Omi mengharamkan dirinya untuk bersentuhan dengan berbagai tawaran hutang bank yang kelak bisa menjerat. Ia dengan jeli melihat setiap peluang menjadi saham yang bernilai demi tumbuh kembang perekonomian pondok. Berbagai unit usaha produktif didirikan dengan semangat berdikari dan kewirausahaan yang memahat dalam diri.

Tak hanya sebatas pengelolaan uang jinak dan liar yang masuk dalam lahan garapan. Berbagai terobosan dilakukan oleh Kyai Omi dalam upaya mewujudkan kedaulatan ekonomi pondok.
Kebutuhan logistik ribuan santri adalah potensi pasar besar jika pondok bisa memenuhi semua yang mereka butuhkan dalam keseharian.

Ky Omi tak sekedar jawara yang berkutat dalam kandang. Ia merambah ke pasar yang lebih luas demi mengokohkan perekonomian pondok dengan mendirikan berbagai unit usaha baru demi memenuhi kebutuhan masyarakat luas.

Tak kurang dari 50 unit usaha di berbagai bidang, mulai dari kelontong hingga tokok bahan bangunan telah mampu dikelola dengan baik dengan keuntungan fantastik yang terus diputar kembali demi membiayai dan mengembangkan pondok yang dipimpinnya.

Paparan Ky. Omi dilanjut dengan sesi tanya jawab yang dimoderatori oleh Agus Maulana sebagai tuan rumah. Banyak pertanyaan muncul yang djiawab dengan gamblang oleh nara sumber. Melalui sarasehan banyak ilmu yang didapatkan oleh kawan-kawan tentang bagaimana memulai kemandirian ekonomi pondok. Tak terasa bahwa hingga tengah malam kawan-kawan masih asyik dalam sarasehan mendiskusikan tentang kedaulatan ekonomi pondok.

Dilanjut pagi hari Ky. Ahmad Hafifi, pimpinan Mumtaza Center menularkan kiat-kiat tentang studi lanjut para santri yang ingin belajar ke negara-negara Timur Tengah. Peluang untuk studi di negara-negara Timur Tengah sangat terbuka lebar bagi mereka yang memiliki cita-cita kesana. Itu berlaku bagi mereka yang menginginkan beasiswa maupun mandiri.

Mengunjungi Dafa Dreamland PM Darul Falah Cimenteng, dalam rangka Tajammuk dan Sarasehan Lembaga Pendidikan Alumni Gontor 1992 di PM Darul Falah Cimenteng, Subang, Jawa Barat
Mengunjungi Dafa Dreamland PM Darul Falah Cimenteng, dalam rangka Tajammuk dan Sarasehan Lembaga Pendidikan Alumni Gontor 1992 di PM Darul Falah Cimenteng, Subang, Jawa Barat

Tajammuk dan Sarasehan Balai Pendidikan dan Pesantren di PM DAFA Cimenteng Subang tak sekedar Tajammuk dan silaturahmi biasa. Namun Tajammuk penuh makna dengan agenda penting terjadinya silah afkar silah iqtishad, silah ta’awun antar kawan-kawan alumni Country 92. Bahkan di Cimenteng pula Ky. Bahin yang menghadapi problem serius tentang air bersih untuk para santri sama-sama dibicarakan antar kawan-kawan pimpinan pondok dan akhirnya dibantu oleh salah seorang kawan pimpinan pondok lain yang telah memiliki surplus soal pendanaan pondok.

Selepas acara dan saat pulang, kawan-kawan Marhalah yang ikut serta dalam Tajammuk dan Sarasehan saling memberikan terstimoni mereka. Bahwa sepulang dari PM DAFA kesemua peserta kekenyangan. Kenyang lahir dan batin. Selain temu kangen antar kawan bahwa mereka semua mendapatkan ilmu baru, wawasan baru, perspektif dan cara pedang baru, suntikan semangat baru dan juga jalinan lebih erat lagi dalam rangka saling berta’awun penuh mahabbah demi maslahat ummat.

Berkaitan dengan Tajammuk Country 92, Ust Noor Syahid, Ketua IKPM Pusat memberikan apresiasi tersendiri bagi Tajammuk Countryun 92. Bahwa aktifitas yang beliau baca sesuai dengan Program Perobahan Image tentang IKPM yang beliau gaungkan.

Lebih lanjut beliau menyatakan bahwa harus ada perubahan image seperti yang terjadi pada IKPM dari Tajammuk Ikut Kami Pasti Makan (IKPM) yang berubah kepada Ikut Kami Pasti Masyhgul Kegiatan dengan tetap tahu bahwa IKPM adalah Ikatan Keluarga Pondok Modern.

Juga bahwa Tajammuk yang sekedar nostalgia dengan sekedar full rokokan, ngobrol tak karuan, atau ngopi sampai pagi, harus berubah kepada Tajammuk untuk Membicarakan hal-hal yang fungsional.

Beliau juga memberikan catatan penting tersendiri soal Tajammuk, bahwa Tajammuk yang terkesan sekedar hura-hura motoran sana sini, jaket hitam, bal-balan harus berubah kepada Tajammuk yang Ilmiyah (sarasehan, ngaji, bicarakan masa depan, penelitian, dsb).

Selanjutnya, bahwa Tajammuk yg terkesan keluar dari Komunitas Santri dan Pesantren harus berubah menjadi Tajammuk yang justru mampu menjaga Nilai-nilai Pesantren dan jaga Komunitas Santri.