Open Mind, Kolaborasi dan Wakaf, Semua Menyatu dalam Lezatnya Bluder Geulis Oleh: Muhammad Husain Sanusi

Open Mind, Kolaborasi dan Wakaf, Semua Menyatu dalam Lezatnya Bluder Geulis Oleh: Muhammad Husain Sanusi

FORBIS// TA’AWUN, sebuah keyword berasal dari Al-Qur’an. Sering diinterpretasikan sebagai sebuah konsep saling tolong-menolong dalam kebaikan untuk sebuah objek gerakan keagamaan atau hubungan sosial antar sesama manusia.

Jaman kekinian dalam konteks bisnis mungkin keyword ta’awun bisa diperluas interpretasinya ke makna kolaborasi bisnis. Yakni, sebuah bentuk kerjasama antar satu pengusaha dengan pengusaha lain bisa dalam bentuk melibatkan sedikit pengusaha maupun banyak.

Tujuan akhirnya dalam bahasa bisnis kekinian adalah Equity Sharing, yakni sebuah kegiatan bisnis yang dliandasi atas niatan baik untuk maju bersama, untung bersama termasuk juga rugi bersama.

Bukan hanya bicara tentang pengusaha besar memodali pengusaha kecil dimana biasanya pemodal meraup keuntungan lebih besar tetapi juga bagaimana pengusaha besar turut bertanggung jawab atas berjalan tidaknya sebuah organisasi bisnis dengan tidak hanya membantu permodalan saja tetapi juga mau terjun ke beberapa hal teknis seperti transfer knowledge sistem manajemen, memperluas market dan mau juga membagi pengalaman cara mengurusi setiap human resourches yang terlibat dalam proses kegiatan bisnis tersebut.

Satu hal lagi, value yang ditegaskan dalam objek ta’awun tersebut adalah kebaikan (Al-Birru) dan kepasrahan kepada setiap taqdir Allah SWT (At-Taqwa). Dalam prakteknya, dimasukkanlah sistem wakaf dalam sistem bisnis tersebut, dimana penerima wakaf sejak awal berdirinya sebuah unit usaha sudah punya saham dengan jumlah prosentase yang telah disepakati oleh para pelaku bisnis yang ingin berbisnis dengan menerapkan sistem ta’awun tersebut.

iklan google

Atau bahkan penerima wakaf seperti halnya lembaga pendidikan juga urunan modal dalam mendirikan unit usaha tersebut sehingga penerima wakaf tidak hanya berpangku tangan menerima saja hasil tetapi juga punya kontribusi yang secara psikis akan membesarkan hati sebuah lembaga pesantren tersebut.

Jadi, wakaf disini bukan hanya menjadi instrumen pelengkap yang hanya akan dilirik ketika bisnis untung besar, tapi masuk dan terintegrasi dalam sistem perusahaan sejak awal berdirinya sebuah perusahaan dan bahkan menjadi ruh dari perusahaan tersebut.

Begitulah kira-kira manajemen bisnis yang sedang dibangun oleh Ketua Umum FORBIS IKPM Gontor, Ustadz Agus Maulana, ketika membuka sebuah unit usaha baru bernama Bluder Geulis yang dilaunching pada Sabtu, 4 Desember 2021 lalu.

Bluder Geulis adalah sebuah mimpi anak anak muda di Kabupaten Subang, Jawa Barat, yang ingin membantu mensupport kegiatan pendidikan bagi anak anak anak tidak nampu di seluruh pelosok negeri. Maka sejak awal, dalam sistem manajemen Bluder Geulis ada 40 persen saham yang dimiliki oleh Pesantren Darul Falah, Cimenteng, Subang.

Bluder Geulis adalah HUB connection, yang menjembatani produk-produk UMKM agar bisa naik kelas, berkibar di negeri sendiri ditengah serbuan kuliner dan produk luar. Bluder Geulis adalah sebuah produk kreatif yang lahir dari CINTA dan Kebersamaan serta Ketulusan untuk menggapai hidup yang lebih bermakna dengan spirit Hidup Sekali, Hiduplah yang berarti.

Lalu dimana letak kolaborasinya? Bluder Geulis bisa berdiri karena keberadaan Bluder Cinta yang jaraknya ratusan kilometer dari Subang tepatnya di Madiun. Di kota brem tersebut ada pengusaha perempuan bernama Mila yang tekun dan cukup sukses merintis usaha Bluder dengan brand Bluder Cinta.

Bluder Cinta adalah salah satu produk anggota FORBIS yang sempat viral karena namanya yang menggugah setiap perasaan yang membaca keyword Cinta. Siapapun dari kita ketika membaca keyword Cinta, pasti akan tergugah. Disitu ada keindahan, kecantikan, keelokan, kenikmatan dan bahkan kedamaian.

Setelah dicek, Bluder Cinta memang betul-betul mengundang selera yang nikmat. Terpancar dari kemasan produknya yang dominan dengan warna biru, kelembutan dari setiap tekstur roti ketika digigit menghasilkan sebuah kelezatan hingga gigitan terakhir.

Ini tentu sangat subyektif, tapi harus diakui siapapun yang pernah merasakan Bluder Cinta akan kembali penasaran untuk kembali merasakannya.

Dari sini kemudian berkali-kali Ustadz Agus Maulana silaturrahmi langsung jauh-jauh datang dari Subang ke Madiun menengok langsung proses produksi Bluder Cinta. Produk sudah bagus, namun ada catatan dari Ustadz Agus Maulana terutama soal Scale Up bisnis ini.

Maka berdiskusilah dengan Mila bersama dengan suaminya tentang scale up ini. Beruntungnya, Mila dan suami sangat Open Minded. Keduanya mau membuka mata, membuka hati bahwa bisnis tidak akan besar jika tidak berkolaborasi dengan pihak lain.

Open minded inilah kata kuncinya. Ada banyak pengusaha pemula, merasa besar, merasa sukses hingga pada akhirnya merasa cukup dan tidak butuh lagi dengan orang lain. Hal ini terkadang juga berlaku tak terkecuali bagi pengusaha besar. Dampak dari sikap merasa tadi yang kemudian membuatnya tertutup, tidak mau membuka diri sehingga sulit untuk berkolaborasi.

Padahal era kekinian sudah banyak contohnya korporasi-korporasi besar berkolaborasi bahkan kolaborasinya lintas sektor bisnis berbeda. Contoh kecil, apa jadinya sekarang jika pengusaha-pengusaha ritel tidak mau berkolaborasi dengan perusahaan teknologi yang saat ini menguasai market.

Tentu sebelum memutuskan kolaborasi harus kembali ke hal mendasar dulu diantaranya terciptanya sebuah trust, kejujuran, profesionalisme dan mau berbagi rezeki. Dalam istilahnya Ustadz Agus Maulana “Pilih mana untung 100 persen dari 1000 penjualan atau untung 50 persen tapi dari 10 juta penjualan?.”

Singkat cerita, terjadilah kolaborasi ini. Bluder Cinta bermetamorfosa ke Subang dengan nama Bluder Geulis sesuai dengan khas lokal Subang yang dominan Sunda. Dan ternyata kolaborasi ini tidak hanya berdua, disitu ada keterlibatan Ustadz Fajar Shodiq lewat aplikasi Accuratenya yang mengurusi dari awal analisa kelayakan bisnis hingga ke masalah manajemen keuangan berbasis teknologi digital.

Ada berbagai rasa varian Bluder Geulis antara lain; Original, Nanas, Cokelat, Blueberry, Strawberry, Cokelat, Pisang, Durian, Keju, Abon, Kismis, Taro dan Kafe. Outlet Bluder Geulis di Subang ini sengaja di set up bagi siapapun yang hobi traveling dan ingin membawa oleh-oleh, cukup butuh waktu lima menit dari exit TOL akan menemukan Bluder Geulis tepatnya di Jl. Otista No. 160 Sukamelang, Subang, Jawa Barat. Kita doakan Bluder Geulis tak lama lagi akan bukan outlet baru lagi di Cirebon.
Bluder Geulis Subang
Geulis Rupana, Raos Rasana, Seungit Aromana.
Cobain Yuk!!!

Ditulis oleh: Husen Sanusi

Pengamat Komunikasi Publik, wartawan senior, aktif menulis, salah satu penulis buku Trimurti yang diterbitkan oleh Etifaq Printing, alumni Gontor tahun 2000