Gontor – Sosok Drs. KH. Akrim Mariyat, Dipl. A. Ed. sungguh kharismatik. Ketua Badan Wakaf tersebut menyelesaikan pendidikannya jauh di jantungnya benua biru, Britania Raya.
Beliau juga menjadi rujukan pembelajaran bahasa Inggris di Gontor. Walau demikian, beliau tidak pernah lupa untuk mengajar.
Bahkan beliau mengajar siswa KMI kelas 5 atau setara dengan kelas 11 SMA di sistem pendidikan pemerintah.
Dalam sambutannya, beliau berpesan kepada pengurus Forbis untuk tidak lupa mengajar.
Kegiatan mengajar di sini tidak harus dengan masuk ke dalam kelas, walau kadang itu perlu sewaktu-waktu untuk dilakukan. Yang terpenting dari kegiatan mengajar di sini adalah keteladanan.
Sudah jamak diketahui bahwa dalam berbisnis, orang cenderung melakukan segala cara agar tujuannya tercapai.
Forbis tidak boleh begitu. Forbis diharapkan menjadi trendsetter bagi perekonomian ummat berbasis pesantren. “Contoh yang paling mudah adalah tampil Islami yang artinya tampil apa adanya. Ketika membeli tidak mencacat, dan ketika menjual tidak memuji,” ujar beliau.
Beliau kemudian melanjutkan bahwa untuk menjadi trendsetter tidak perlu membawa embel-embel islami. Label islami merupakan pemberian dan pengakuan ummat terhadap model bisnis suatu organisasi.
Dengan membentuk budaya organisasi “apa adanya”, Forbis akan menjadi pioneer dan akan diikuti organisasi dan lembaga yang lain.
Tak hanya dalam hal transaksi, Forbis juga diharapkan menjadi pemicu para alumni untuk menghidupkan iklim produksi serta membentuk jejaring pendistribusiannya.
“Ingat, bahwa tujuan dari didirikannya IKPM adalah untuk menyatukan ummat,” kata Ketua IKPM Periode 1993-2015 tersebut. (SP)