Usaha Anggota ~Agus Maulana

Rezeki Pasca Nikah, Faris Alumni Gontor 2011 Mengembangkan Usaha Grosir Kurma dan Oleh-oleh Haji Umrah di Bandung

Rezeki Pasca Nikah, Faris Alumni Gontor 2011 Mengembangkan Usaha Grosir Kurma dan Oleh-oleh Haji Umrah di Bandung Ketua Umum FORBIS ditempani Ust. Hajrul Aswadi berfoto bersma dengan Muhammad Faris alumni Gontor 2011 dan anggota FORBIS di toko kurma Ayyuwwa

Sebelum menikah, Muhammad Faris alumni Gontor 2011 sudah mencoba berbagai usaha. Mulai dari berjualan pulsa, baju muslim, makanan dan lainnya. Semuanya hanya bertahan seumur jagung. Ada yang berjalan lebih dari setahun tapi kemudian bubar jalan.

Sampai akhirnya Faris memutuskan untuk menikah tahun 2019. Saat itu dalam kondisi jobless alias pengangguran. Istrinya yang sarjana ekonomi justru sudah bekerja.

Tapi Faris terus berusaha untuk bangkit kembali, terlebih saat ini punya beban sebagai kepala keluarga baru.

Tidak mudah mencari kontrakan di daerah bandung yang murah. Sepanjang jalan suci bandung ditelusuri. Semua harganya diatas 50 juta per tahun.

Faris berharap ada yang harganya murah dan bisa dicicil. Harapan yang sepertinya berlebihan. Tapi, dia sangat yakin dan sangat berharap bisa mendapatkannya.

//
//
// iklan google //
//

Keajaiban itu datang. Sepetak ruko sederhana di perempatan jalan suci dan jalan pahlawan. Harganya murah dan bisa dicicil sampai 3 kali selama setahun.

Mulailah Faris memulai usahanya setelah menikah, yakni jasa pengiriman barang ke luar negeri. Peluang bisnis ini cukup besar dan belum banyak pemainnya.

Suasana pembeli di toko kurma Ayyuwwa
Suasana pembeli di toko kurma Ayyuwwa

Disamping jasa kurir ini, Faris menjual kurma dengan rak seadanya. Belum selesai nafas, datang badai pandemi Covid. Namun Faris bersyukur usahanya masih bisa berjalan.

Bahkan moment ramadhan ketika Covid malah justru terjadi peningkatan permintaan kurma. Seiring berjalannya waktu ternyata justru penjualan kurma malah mengalami peningkatan yang signifikan.

Melihat perkembangan ini, Faris mencoba membesarkan usaha penjualan kurma nya, dengan menjadikan display serta stok kurma di area depan ruko, sementara jasa pengiriman barangnya digeser kantornya ke area belakang.

Permintaan kurma, apalagi di bulan ramadhan, melonjak berlipat-lipat. Faris pun menambah stok sesuai dengan pemintaan pasar, dengan mengandalkan tempo pembayaran yang didapatkan dari importir.

Muhammad Faris ternyata lahir di Madinah. Sempat menetap dua tahun di sana ikut ayahnya yang bekerja. Mungkin inilah jalan rezekinya.

Setelah menjalani berbagai bidang usaha, kini mendapatkan jalan dan rezeki lewat usaha grosir kurma. “Alhamdulillah setiap tahun saya selalu mengambil pelajaran dari bisnis ini. Diawal jualan kurma, tidak menyangka akan ada lonjakan permintaan.

Saat itu saya hanya berdua dengan istri, tidak ada team. Stok juga tidak siap untuk melayani permintaan. Dari situ saya belajar di tahun berikutnya dengan perbaikan” tutur Faris.

Saat ini, Toko Ayyuwa menjadi grosir kurma dan oleh-oleh haji umroh yang populer di bandung. Disamping melayani penjualan retail langsung ke konsumen, juga mensupplay beberapa toko buah di bandung, gerai modern seperti jaringan supermarket Borma, dan pasar lainnya. Juga melayani penjualan melalui online serta market place. Bisa di follow ig nya : tokokurmaayyuwa

Saat berkunjung ke Toko Ayyuwa, saya mencoba menyampaikan beberapa tips dan pengalaman dalam bisnis. Pertama, jangan sibuk dan terlena dengan penjualan.

Banyak orang yang memulai bisnis dan menemukan traffic penjualan yang bagus, tapi lupa membangun pondasi bisnisnya. Alhamdulillah, Faris sudah memulai dengan membangun pondasi bisnis nya, dimulai dari penguatan sisi pencatatan keuangan.

Hal ini sangat penting, bahkan ketika bisnis masih belum besar. Dari pencatatan keuangan yang rapih dan detail, akan tersajikan laporan keuangan, bagaimana kinerja perusahaan dari bulan ke bulan, kita bisa menganalisa kenaikan omset, komponen cost/biaya, meminimalisir potensi lost/kehilangan dari sisi inventory stok dan berbagai manfaat lainnya.

Pondasi kedua yakni Team. Bagaimana perusahaan atau bisnis yang kita jalankan itu mempunyai pola pengelolaan berdasarkan team work.

Bisa jadi team kita belum banyak atau belum lengkap, tapi pengaturannya tetap ada. Ada bagian sales/penjualan, bagian administrasi, bagian inventory dan gudang, dan bidang-bidang lain yang disesuaikan dengan kebutuhan.

Jangan sampai traffic nya sudah besar tapi semuanya bertumpu pada owner, sehingga sewaktu-waktu bisa jadi problem.

Jika bisnis kita dijalankan dengan team yang terstuktur, pencatatan yang rapih, maka tinggal menunggu waktu saja untuk terus tumbuh dan berkembang.

Karena dari pondasi tersebut akan mudah melakukan analisa problem maupun menyiapkan strategi pengembangannya.

Bahkan investor pun lebih mudah untuk didapatkan untuk melakukan scale up bisnis kita. Semoga Toko Ayyuwa terus berkembang menjadi pemain besar dalam pengadaaan kurma dan oleh-oleh haji di Indonesia.