Muri Wibowo Generasi Kedua Mie Akup Bandung: Benahi Sistem dan Manajemen Perusahaan

Muri Wibowo Generasi Kedua Mie Akup Bandung: Benahi Sistem dan Manajemen Perusahaan Mie Akup menjadi salah satu Bisnis kuliner yang masih eksis dan terus berkembang ditengah serbuan kuliner merk luar negeri

FORBIS.ID– Seorang pengusaha memulai bisnisnya bisa dengan berbagai keadaan. Ada yang memulainya dengan merintis sejak nol, memulai sesuatu yang baru sama sekali.

Ada juga yang memulainya dengan melanjutkan rintisan awal dari generasi sebelumnya atau orang tuanya. Kondisi awal ini pada hakekatnya sama saja.

Yang perlu diperhatikan adalah apakah prestasi yang ditorehkan oleh pengusaha tersebut dalam kurun waktu tertentu. Bagaimana pencapaiannya dalam membangun dan mengembangkan bisnisnya.

Muri Wibowo, alumi gontor tahun 2012 adalah generasi kedua Mie Akup 1987 Bandung. Berkat tangan dingin nya, mieakup menjadi salah satu Bisnis kuliner yang masih eksis dan terus berkembang ditengah serbuan kuliner merk luar negeri.

Outlet terbarunya ada di kawasan geger kalong bandung, persis di belakang kampus UPI. Tak heran setiap hari selalu dipenuhi para mahasiswa dan masyarakat umum.

iklan google

Baca Juga: Explore Bandung: Menelusuri Paris Van Java Sambil Silaturahim ke Usaha Alumni Gontor Part 1

Selain harganya yang bersahabat, jaminan kualitas rasa serta penataan tempat juga menjadi alasan outletnya selalu ramai.

Menu nya selalu di update mengikuti perkembangan selera konsumen dengan tetap menjaga kualitas.

Stop Mie Instan, Saatnya Mie Beneran. Tagline yang diusung Mie Akup. Pelanggan diedukasi pentingnya memilih mie yang sehat, higienis dan halal.

Faktor halal ini menjadi sangat penting, karena mie yamin yang beredar di bandung ada yang halal dan non halal. Terlebih kuliner aneka mie ini lebih familier di kalangan etnis china. Sejak dulu, mie Akup memproduksi mie sendiri, sehingga terjamin kehalalan dan kualitasnya.

Baca Juga: Dimsum Premium Dengan Harga Umum: Ulfa Syahidah Menggebrak Jagat Kuliner Indonesia dengan Sentra Dimsum Indonesia.

Ditangan Muri Wibowo, Mie Akup melakukan banyak pembenahan management pengelolaan bisnis. Mulai dari penataan model bisnis, pembenahan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang baku di seluruh outletnya, membangun team dan SDM, standarisasi outlet, branding dan marketing melalui media sosial dsb. Saat ditemui di Outletnya di kawasan UPI Geger Kalong, Muri Wibowo menceritakan bahwa dia sedang mengirim 3 orang karyawan level management untuk mengikuti pelatihan dari Coach Armala di Kuningan.

Hanya pebisnis yang punya visi besar saja yang berani mengirim staffnya ke pelatihan sekelas @armala. Seperti kita ketahui, Coach Armala adalah Master Productivity Spesialist, management business consultant. Wibowo yakin inilah investasi masa depan untuk perusahaannya.

Muri Wibowo sempat kuliah di Fakultas Kedokteran UII Jogjakarta. Semester 4 memutuskan untuk berhenti (cuti) demi meringankan beban ekonomi orangtuanya.

Baca Juga: Etika Bisnis Anggota FORBIS

Ayahnya yang sudah memproduksi mie sejak 1987 mengalami fase penurunan dalam bisnis. Sempat mengalami masa keemasan, hingga pada suatu saat bisnisnya berada pada level bawah.

Pengeloaan bisnisnya masih tradisional, tidak ada pencatatan yang rapih, hanya bertumpu pada kepercayaan pada seseorang, dan berbagai kelemahan lain yang berpotensi pada rapuhnya bisnis pada suatu saat.

Keterpanggilan untuk ikut membenahi bisnis orangtua yang sedang menurun, ditunjang oleh totalitas dan inovasi yang terus menerus, perlahan Mie Akup mulai tancap gas lagi.

Sistem kemitraan yang sudah terlanjur berjalan, dibiarkan. Muri wibowo fokus untuk membangun model bisnis yang lebih terkelola dengan baik. Satu per satu dibuka cabang sendiri. Sampai saat ini sudah ada 6 cabang mandiri dan sekitar 60-an kemitraan.

Baca Juga: Chickenpedia, Bisnis Kuliner Milik Anggota Forbis Dengan Varian Menu Ayam Yang Menggoyang Lidah

Muri Wibowo terus berlari. Selain membenahi management pengolaan bisnisnya, dia juga sedang menyusun konsep Central Kitchen.

Hal ini agar perkembangan outlet nya bisa dikelola dengan baik. Dengan sistem central kitchen maka standar kualitas bahan baku bisa lebih dijaga.

Seluruh kebutuhan cabang bisa disiapkan dari central kitchen, sehingga tidak ada perbedaan rasa dan kualitas dalam setiap sajian di seluruh cabang.

Saatnya Kuliner dengan Brand Lokal menjadi tuan rumah di negeri sendiri ditengah serbuan kuliner model franchise merk asing.

Untuk mewujudkan hal ini, perlu terus berbenah dalam berbagai aspek bisnisnya. Semoga suatu saat, Mie Akup 1987 kelak bisa seperti McDonald atau Burger King yang ada di setiap kota di Indonesia dan di manca negara.

Ditulis oleh: Agus Maulana

Ketua Umum FORBIS PP IKPM Gontor, alumni Gontor tahun 1992 dan sebagai pemilik bisnis bengkel Agus Lio Ban di Subang