Catatan ~Agus Maulana

Mbah Rozi: Pengrajin Sosial Jogja Itu Telah Pergi

Mbah Rozi: Pengrajin Sosial Jogja Itu Telah Pergi

*Catatan Agus Maulana, Ketua Umum PP Forbis IKPM Gontor

Mbah Rozi. Demikian saya dan Istri memanggilnya. Nama Aslinya Fahrurozi. Asli Jogja. Kakak kelas sewaktu nyantri di Gontor. Beliau alumni 91 Classic, saya alumni 92 Country.

Berlanjut menjadi kakak kelas sewaktu di Filsafat UGM. Bedanya Mbah Rozi sangat intens mengikuti kajian filsafat jawa dibawah bimbingan almarhum Dr Damarjati Supadjar. Sementara saya lebih banyak serius mengejar selesai kuliah sebelum 4 tahun.

Setiap berkunjung ke Jogja belakangan ini, saya dan istri selalu menyempatkan berkabar ke Mbah Rozi. Dari sekedar ngopi santai di kedai kopi Tenan jalan wonosari, atau makan tongseng dan sate klatak, bahkan pernah seharian berkeliling dengan kijang tua nya.

Mulai dari pemakaman raja-raja Imogiri, petilasan Diponegoro, serta tempat-tempat khusus yang kadang tidak dikenal secara umum.

//
//
// iklan google //
//

Sepanjang perjalanan, bak seorang tour guide wisata, Mbah Rozi bercerita dengan fasih sejarah-sejarah tersebut dengan bumbu-bumbu filsafatnya. Tawanya renyah, pembawaannya easy going, tidak pernah kehabisan materi untuk berbincang dan diskusi.

Tidak pernah terbayangkan kalo Mbah Rozi akan pergi secepat ini. Rabu, 14 Juli 2021 Pukul 14.45, sosok pengayom rekan-rekan alumni gontor, khususnya di Jogjakarta, telah menghadap Sang Khaliq. Semua tersentak kaget. Dan tentunya banyak pihak yang merasa kehilangan.

Pergaulan Mbah Rozi sangat luas. Dikalangan alumni Gontor, pergaulannya lintas marhalah. Mulai dari yang paling senior, para professor , sampai alumni yang baru lulus.

Semasa mendapatkan amanat sebagai ketua IKPM Jogja, Mbah Rozi sangat aktif menggerakkan rekan-rekan alumni. Aktif membantu advokasi dan pendampingan terhadap rekan-rekan alumni yang mempunyai persoalan hukum dan sosial.

Berdirinya Bimago Jogja, Ekspedisi IKPM, pelatihan dan camp para santri ketika liburan, adalah program-program kegiatan yang lahir di masa kepemimpinannya.

Mbah Rozi Bersama Ust. Pongky
Mbah Rozi Bersama Ust. Pongky

Kelahiran Forum Bisnis (Forbis) IKPM cabang Jogjakarta, tidak lepas dari dorongan dan support almarhum selaku Ketua IKPM Cabang Jogja. Bersama almarhum Pongki, Baharuddin Harahap, Lutfi Yuniarto dkk, saya menjadi saksi rapat awal pembetukan Forbis Jogja di Kotagede.

Sampai akhirnya pelantikan pengurus Forbis cabang Jogjakarta berlangsung meriah, dihadiri ratusan alumni dan mahasiswa, para professor guru besar, tokoh-tokoh kyai dan alumni, bahkan Emha Ainun Najib menyempatkan hadir memberikan orasinya di auditorium Universitas Ahmad Dahlan.

Tentunya peran Mbah Rozi selaku ketua IKPM sangat terasa. Ketika KOMAS (Komunitas Masyarakat Santri) lahir, almarhum juga terlibat aktif dalam berbagai kegiatan politik keumatan dan ekonomi keumatan KOMAS Bersama Ustadz Faiq Hafidh dkk.

Pergaulan Mbah Rozi tidak sekedar di lingkungan alumni gontor. Kiprahnya di masyarakat umum nyaris menyentuh semua sendi kehidupan masyarakat. Mulai dari seni, budaya, sosial, ekonomi.

Mba Rozi kala itu sebagai ketua IKPM Yogyakarta, Menghadiri pelantikan pengurus FORBIS Wilayah Yogyakarta

Multi talenta. Aktif dalam pergerakan mahasiswa, jurnalistik kampus, mendirikan padepokan seni, mengadakan pelatihan-pelatihan kewirausahaan dll. Eggroll Ubi Ungu-nya Lutfi Yuniarto adalah alumni peserta pelatihan kuliner yang diadakan almarhum. Punya perhatian besar terhadap anak-anak jalanan dan kaum marginal lainnya.

Sisi kehidupan pribadinya jarang terperhatikan. Justru jiwa sosialnya yang sangat dominan. Hidup dan waktunya banyak tercurah untuk orang lain. Dalam kamus hidupnya tidak ada kata tidak, alias tidak bisa menolak ketika banyak pihak yang meminta pertolongannya.

Ide dan gagasannya terus mengalir. Bahkan sobat karibnya, Baharuddin Harahap, menjulukinya pabrik wacana. Saking banyaknya ide dan gagasan yang dilontarkan.

Di akhir masa hidupnya, Mbah Rozi sedang merintis Budi Darma Boarding School (BDBS). Konsep pesantren dengan kurikulum utama KMI Gontor dengan unique value nya budaya jawa, khususnya aksara jawa. Pihak keraton sangat mendukung. Sudah menghadap pak kyai hasan untuk meminta restu.

Syawal kemaren sudah menerima 4 orang santri, bahkan ada 1 orang dari Malaysia.

Rasanya tidak akan pernah habis untuk mengupas sisi-sisi amal sholeh Mbah Rozi. Banyak pihak yang merasa kehilangan sosok humanis sekaligus humoris ini.

Tidak heran kalo Wak Bahar menjulukinya Pengrajin Sosial. Kini sosok itu telah menghadap sang Khaliq. Kita menjadi saksi bahwa almarhum Ustadz Fahrurozi adalah hamba Allah yang sholeh dan banyak menebar kebaikan. Innahu min ahlil khoer insya Allah. Selamat Jalan Mbah Rozi….